Jumat, 03 Juli 2009

lama tak bersua....

kawan...lama nian kita tak bersua,,,
mungkin saat kalian membaca postingan ini,,,
kita sudah bertemu kembali...



heheh...

kutulis ini bukan karena apa2
hanya sebuah tulisan untuk mengusir keinginku untuk bertemu kalian semua....

dan yang pasti untuk menghabiskan waktu...

aku yang berada di antara 12 itu..
menjadi semakin sedih
saat aku harus berpisah dari 12 orang yang seharusnya selalu bersama...

untuk kalian semua,,11 orang temanku yang lain
tetap semangat yO

walaupun kita tidak harus bersama....

Selasa, 16 Juni 2009

LOYALITAS DALAM BEKERJA

oleh: muhamad irham

A. Pengertian Loyalitas
Konsep loyalitas dalam bekerja banyak dipertanyakan belakangan ini, seiring dengan maraknya tun over pegawai di setiap perusahaan. Bahkan sampai ada pembajakan karyawan antar perusahaan. Seorang karyawan yang sering pindah-pindah kerja, sering dipertanyakan loyalitasnya pada perusahaan yang kurang. Namun ada beberapa orang yang selama bertahun-tahun tetap bekerja hanya pada satu perusahaan dengan kondisi yang ‘begitu-begitu’ saja, malah dianggap bodoh. Jika begitu, lalu apa pengertian dari loyalitas sebenarnya?
Menurut kamus bahasa Indonesia, loyal berarti patuh, setia. Sedangkan loyalitas sesungguhnya adalah kesediaan dengan sungguh-sungguh oleh karena kesadaran bahwa ada otoritas yang harus dipatuhi.
Loyalitas dipahami sebagai bentuk kesetiaan dan keberpihakan seseorang di tempat ia beraktivitas. Kesetiaan mengandung pengertian bahwa seseorang telah merasakan bahwa di samping kita telah memberikan kontribusi, organisasi juga telah memberikan kompensasi. Hubungan kausalitatif inilah yang memberikan reward bagi kedua belah pihak. Reward dari organisasi kepada karyawan berupa legitimasi dari berbagai aspek, termasuk kompensasi. Reward dari karyawan kepada organisasi adalah berupa loyalitas. Seseorang yang telah memiliki kesetiaan, biasanya terefleksikan ke dalam aktivitas sehari-hari dalam pekerjaan. Misalnya ia cenderung lebih aktif, lebih reaktif, dan memiliki filterisasi organisasi yang tinggi. Kecenderungan lebih aktif dapat dipahami bahwa biasanya orang tersebut memiliki daya inisiatif dan kreatifitas yang tinggi.
Seseorang yang sudah loyal kepada organisasi, maka ia akan bekerja tanpa terlebih dahulu ada komando atau instruksi, ia lebih berinisiatif melakukan berbagai hal demi kepentingan organisasi. Seseorang yang memiliki kesetiaan biasanya juga lebih reaktif, banyak melakukan kritik, saran dan hal-hal lainnya yang bersifat menakar kedalaman substansi dari suatu program atau kebijakan organisasi. Jadi sesungguhnya seseorang yang banyak melakukan kritik dan saran kepada organisasi, jangan dipahami sebagai bentuk kecintaannya (sense of belonging) terhadap organisasi tempat di mana ia bekerja. Lain soal memang jika kritik, masukan dan berbagai kontribusi yang lain dilakukan secara destruktif. Hal itu bukanlah menunjukkan keadaan di mana orang tersebut memiliki loyalitas terhadap organisasi di tempat ia bekerja, justru orang tersebut adalah merupakan kanker bagi organisasi. Organisasi harus tegas ketika menghadapi orang-orang seperti ini, jika perlu dikeluarkan.

B. Konsep Loyalitas
Belakangan ini ada beberapa konsep loyalitas yang berkembang di dunia bisnis, meliputi:
1. Loyal kepada perusahaan
Loyal kepada perusahaan merupakan konsep loyal yang sangat popular. Loyalitas seperti ini menuntut karyawan untuk terus bekerja di perusahaan dalam kondisi apa pun. Oleh karena itu, orang yang pindah kerja sering dianggap tidak loyal terhadap perusahaan, apalagi pindah ke competitor perusahaan itu.
2. Loyal kepada pekerjaan
Konsep loyalitas seperti ini belum lama ini banyak diperbincangkan sebagai konsep loyalitas yang ‘benar’. Di sini seorang karyawan tidak loyal terhadap perusahaan, tapi loyal terhadap pekerjaan yang ia kerjakan. Ia akan bekerja dengan gigih demi pekerjaannya. Karyawan seperti ini dianggap sebagai asset perusahaan yang berharga karena ia akan mengerjakan pekerjaan yang menjadi job desc-nya dengan sebaik-baiknya.
3. Loyal kepada visi, misi dan tujuan perusahaan
Dalam bekrja kita harus tahu visi, misi dan tujuan perusahaan serta loyal terhadapnya. Bukan hanya pekerjaan yang menjadi job desc-nya saja. Konsep loyalitas seperti ini membutuhkan pemahaman sepenuhnya bahwa yang kita kerjakan, BUKAN SAJA harus selesai dengan baik, TAPI juga harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Mungkin agak sulit membayangkannya, namun berikut akan diberikan contoh yang mungkin bisa sedikit menggambarkannya:
Perusahaan mempunyai visi untuk menggelar layanan ke seluruh masyarakat luas di semua segmen dan daerah. Sebagai karyawan, kita harus dapat mencari inovasi yang bisa membuat perusahaan dapat menggelar layanan yang terjangkau segmen bawah, juga melayani pelanggan di pedalaman. Jadi bukan hanya pelanggan perkotaan atau pelanggan yang bisa membayar mahal saja yang kita layani. Inovasi ini juga tidak boleh membuat perusahaan rugi tentunya.

Dari contoh tersebut, bisa dilihat bahwa konsep loyalitas yang ketiga jauh lebih bagus dari pada yang pertama ataupun yang kedua. Tapi inilah yang menjadi tantangan banyak karyawan, butuh pemahaman yang mendalam terhadap pekerjaan bahwa kita bekerja bukan hanya demi perusahaan, bukan hanya demi pekerjaan, tapi demi tujuan perusahaan. Apabila seluruh karyawan berpikir seperti ini, maka saya yakin bahwa perusahaan bisa berkembang dengan pesat, dan hal ini bukankah akan berimbas pada kesejahteraan karyawan?

C. Hubungan Loyalitas dengan Kinerja Karyawan
Loyalitas adalah kesetiaan. Dan kesetiaan adalah kualitas yang menyebabkab kita tidak menggemingkan dukungan dan pembelaan kita pada sesuatu. Loyalitaslah yang menyebabkan kita tetap membela seorang sabahat meski ia harus terancam masuk penjara. Loyalitaslah yang membuat kita bernyanyi-nyanyi penuh semangat memberikan dukungan pada kesebelasan kesayangan kita, meski mereka sedang tertinggal beberapa goal dari tim lawan. Memang, loyalitas lebih banyak bersifat emosional. Loyalitas adalah kualitas perasaan dan perasaan tidak selalu membutuhka penjelasan yang rasional.
Setiap perusahaan pasti ingin memiliki karyawan yang loyal. Mereka yang loyal diyakini dapat memberikan kontribusi maksimal dan selalu optimal dalam bekerja. Makanya dalam setiap tes rekruitmen, penilaian loyal atau tidaknya karyawan seringkali menjadi pertimbangan penting. Perusahaan menilai loyalitas karyawan dari beberapa besar keterlibatan karyawan dalam bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang selalu bekerja tanpa menuntut hak-hak yang semestinya diperoleh, dianggap sebagai karyawan teladan. Semakin banyak jam kerja karyawan dalam satu hari yang dihabiskan untuk perusahaan, maka karyawan tersebut dianggap memiliki tingkat loyalitas yang tinggi. Tetapi semakin ‘pas’ jam kerja karyawan, maka karyawan tersebut dianggap biasa-biasa saja. Dan apabilakaryawan yang datang terlambat di tempat kerja dan tidak menjadi masalah apakah pulang sesuai jam kerja kantor atau menyesuaikan jam pulang dengan jumlah waktu keterlambatan atau bahkan melebihi jumlah waktu keterlambatan, maka karyawan tersebut dianggap kurang loyal. Dan perusahaan cenderung mendorong karyawannya untuk kerja selama mungkin.
Mengapa loyalitas menjadi salah satu kualitas penentu hubungan antara perusahaan dengan karyawan? Meski hampir tak ada perusahaan atau pimpinan yang berterus terang meminta loyalitas dari karywannya, namun diam-diam banyak dari mereka yang mengharapkannya. Dengan mendapatkan loyalitas dari karyawannya, sebuah perusahaan merasa benar-benar ‘memiliki’ karyawan yang siap tempur demi kepentingan usahanya, atau seorang pimpinan tak ragu lagi perintahnya tidak terlaksanakan. Demikian pula, bila seorang karyawan yakin telah memberikan loyalitasnya, ia tak perlu khawatir kehilangan pekerjaannya.









Sumber:
http://kidstinysteps.multiply .com/journal/item/7/7
http://konyol.wordpress.com
http://romailprincipe.wordpress.com/loyalitas%20ato%20loyolitas_files
http://pangerankucing.multiply.com/journal/item/12/loyalitas_dalam_bekerja>
http://ttrinanda.wordpress.com/pentingnya_TOL_dalambekerja

KIAT MENGATASI KEBOSANAN KERJA


Nama: Ryan Martha
NIM : 06104241005

penyebab terjadi kebosanan kerja
1. Pekerjaan Tidak Menarik atau Tidak Menantang
Otak manusia membutuhkan stimulasi dan tantangan terus-menerus. Artinyadalam konteks pekerjaan maka otak manusia cenderung membutuhkan tugas-tugas baru yang menantang atau menarik. Setiap saat menemukan tugas atau tantangan baru maka otak akan berusaha untuk menguasai tugas tersebut, dan sesudah berhasil menguasainya maka otak membutuhkan stimulasi baru. Jika stimulasi atau tantangan baru tersebut tidak ada dan otak hanya mengulang apa yang telah dikuasai maka tugas atau pekerjaanyang telah dikuasai tersebut menjadi tidak menarik sehingga timbul kebosanan. Para pekerja yang setiap hari hanya melakukan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang serta berada dalam lingkungan kerja yang relative sama akan sangat mudah menjadi bosan setelah menjalani pekerjaan tersebut dalam waktu tertentu. Selain itu pekerjaan yang dianggap terlalu mudah atau tidak sesuai dengan tingkatan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang juga akan cenderung membuat ia mengalami kebosanan.

2. Tidak Memiliki Otonom
Dalam bekerja hampir setiap individu mendambakan untuk dapat bekerja dengan otonomi yang luas, memiliki tanggung jawab, bisa fleksibel dalam mengerjakan tugas-tugas, dan terlibat dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya. Jika hal-hal seperti ini tidak didapat oleh pekerja selama melakukan aktivitas kerjanya maka kemungkinan untuk menjadi bosan akan sangat terbuka.

3. Arti Bekerja
Meski telah memiliki pekerjaan yang menantang, otonomi kerja dan dilibatkan dalam pembuatan keputusan, seseorang akan tetap bisa menjadi bosan jika ia tidak merasa bahwa bekerja adalah sesuatu yang berharga bagi hidupnya. Seseorang yang tidak tahu apa alasannya sehingga dia harus bekerja atau pekerjaan yang ditekuni ternyata tidak memiliki nilai yang sesuai dengan apa yang diyakini pasti akan cepat menjadi bosan. Untuk bias tetap bertahan dan menyenangi pekerjaan, seseorang harus mengetahui arti pekerjaan tersebut bagi kehidupannya atau dengan kata lain ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa ia harus bekerja.

4. Tidak Melakukan Apa-apa
Dalam masyarakat kita sering kali kita mendengar komentar seperti:"enak sekali hidupnya si A, punya jabatan tinggi, tiap hari hanya tinggal makan dan tidur saja, tidak seperti saya yang setiap harinya harus bekerja membanting tulang dari subuh sampai tengah malam untuk bisa makan".Benarkah kehidupan si A akan seenak yang dikatakan oleh orang tersebut?Jawabnya: belum tentu. Dalam kehidupan ini banyak sekali individu yang justru merasa bosan karena tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan tugas-tugas tertentu karena sudah dikerjakan oleh orang lain. Ada banyak manager yang akhirnya tidak bertahan di suatu perusahaan meski menyandang jabatan sangat tinggi karena ia merasa tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi dalam hal ini datang ke kantor dan duduk-duduk saja sambil memberi perintah belum tentu akan membuat seseorang tidak mengalami kebosanan.

Kiat mengatasi kebosanan kerja
1. Bersikap antusias
Bersikap antusias bisa dilakukan dengan cara kita bekerja "seolah-olah menikmatinya", sehingga pada waktunya kita benar-benar menikmati pekerjaan tersebut. Hanya saja, kadang kita tidak bisa menikmati karena pekerjaan itu memerlukan waktu lama dan jam kerjanya ketat. Ada cara sederhana untuk mengatasinya, semisal dengan tersenyum atau berdiri tegap ketika merasa lelah.
Juga perlu diingat bahwa kita bukanlah robot. Hanya saja, ketika bekerja pusatkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan yang sedang kita lakukan. Istirahat dan liburan memang perlu, tetapi jangan dipikirkan ketika sedang bekerja.

2. Lakukan yang terbaik
Meski pekerjaan tidak menarik, kita harus melakukan yang terbaik. Mengapa? Karena jika kita bekerja asal-asalan maka pekerjaan akan bertumpuk. Kalau sudah begitu, kita semakin terbebani dan ada kemungkinan melakukan kesalahan. Salah berarti kita harus bekerja dua kali atau lebih, sehingga kita menjadi jengkel yang bisa-bisa bermuara ke stres.
Jadi, dengan menyelesaikan suatu pekerjaan tepat waktu dan memberi prioritas kepada pekerjaan yang terpenting, maka kita bisa memiliki waktu lebih. Menurut buku The Joy of Working, pekerjaan yang diselesaikan dengan baik akan menghasilkan kepuasan batin. Untuk memperbaiki mutu pekerjaan, kita bisa menetapkan standar dan tujuan baru agar bisa mengungguli diri kita sendiri.

3. Memperindah pekerjaan kita
Biasanya pekerjaan yang kita terima dari atasan disertai dengan rangka berisi aturan dan pedoman. Jika kita melakukan pekerjaan tersebut sesuai juklak, maka tidak ada sentuhan pribadi kita pada pekerjaan tersebut. Adanya sentuhan pribadi akan membuat pekerjaan jauh lebih menarik. Karena bersifat pribadi, maka tidak ada aturan baku untuk hal itu. Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam memperindah sesuatu. Misalnya, agar bisa menikmati pekerjaannya, seorang pelayan senang menghapal pesanan pelanggan tetap, sementara yang seorang mungkin bersikap lebih baik dan sopan.

4. Teruslah belajar
Menurut buku Tension Turnaround, otak meningkatkan kapasitasnya untuk memproses informasi seraya kita bertumbuh. Untuk itu kita harus memuaskan keinginan otak kita akan informasi baru dengan mempelajari hal-hal baru. Dengan belajar tentang pekerjaan, kita akan sangat terbantu dalam membuat pekerjaan menjadi lebih menarik dan memuaskan. Hal itu karena belajar bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kesanggupan kita serta mempengaruhi sikap secara umum terhadap kehidupan.

PEMBAGIAN KARIR BERDASARKAN KATEGORI USIA

Oleh: Isna Busyrah Hanun
NIM : 06104241010

Berdasarkan kategori usia, karir dapat dibagi menjadi:
1. Karir untuk usia muda
Normalnya puncak produktivitas manusia saat terjadi saat seseorang berusia antara 20 hingga 40 tahun. Itu sebabnya kebanyakan lowongan kerja memberi batasan usia bagi calon pelamarnya.
Rata-rata orang menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum pada usia kurang lebih 19 tahun. Apabila melanjutkan S1, maka saat lulus sebagai sarjana kurang lebih 24 tahun. Maka kalau ada lowongan kerja mensyaratkan calon sarjana dan berusia tidak lebih dari 25 tahun , dapat disimpulkan bahwa pwmasang iklan mencari seorang fresh graduate yang baru lulus.
Usia muda identik dengan semangat dan energi maksimal. Jika harus memilih diantara dua calon yang sama kualitas keilmuan dan kemampuannya, maka usia muncul sebagai faktor penentu, siapa yang lebih muda, biasanya dia berpeluang memenangkan persaingan.
Bertambahnya usia pun mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh. Penyakit mulai menyerang saat seseorang beranjak menua. Bagi banyak perusahaan masalah ini perlu dipertimbangkan secara serius. Jangan sampai keluar uang banyak untuk membiayai pengobatan tenaga kerja yang sakit-sakitan serta semakin hari semakin berkurang produktivitasnya.

2. Karir untuk usia matang
Untuk posisi penting mensyaratkan pengalaman, batas usia yang digariskan perusahaan pun dengan sendirinya lebih tinggi. Jarang, namun ada saja pemasang iklan yang mencari seorang calon direktur atau manajer senior dengan mensyaratkan pengalaman 10 tahun di bidangnya. Andaikata demikian, maka calon pelamar diharapkan adalah yang berusia diatas 30 tahun.
Usia matang tidak identik dengan tua, dan sebaliknya tua juga tidak selalu berarti matang. Semua orang menjadi tua secara alamiah. Apabila ada peluang karir untuk berusia ”tua” itu mesti ditafsirkan bahwa calon yang dikehendaki adalah orang yang berpengalaman bukan orang tua dalam makna naif.

Daftar pustaka:
Charlie, Lie. 2005. Kiat Sukses Memilih Karir. Yogyakarta: NEXX MEDIA

Rabu, 10 Juni 2009

MENGGALI POTENSI LEWAT BUKU HARIAN

Oleh : Meli Apriani

Sejak dari sananya tiap orang dibekali potensi diri. Cuma sering tidak disadari bahkan sampai usia dewasa.
Padahal banyak kemampuan yang bisa dikembangkan dari situ bila tahu seberapa besar potensi itu, karena hal itu berguna sebagai bekal memasuki dunia kerja dan meningkatkan karier. Salah satu cara menggali potensi diri bisa lewat buku harian.
Siapa tak ingin bekerja sesuai minat dan bakat? Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat tentu akan lebih menyenangkan. Selain itu, minat dapat mendorong keinginan dan keseriusan seseorang untuk belajar dari berbagai jenis pengalaman yang diperoleh. Sementara bakat akan mempercepat proses penyerapan pembelajaran pengalaman itu. Alhasil, kinerja seseorang akan menjadi lebih baik.
Sebelum mengenali minat dan bakat, kita perlu memahami lebih dulu potensi yang tersimpan di dalam diri. Dari sanalah seseorang menentukan arah dan mengawali tindakan untuk mewujudkan tujuan hidup.
Potensi yang bisa disebut sebagai kesanggupan atau kekuatan yang dapat dikembangkan itu memang memegang peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam bekerja. Apa pun jenis pekerjaannya.
Mudahnya, potensi itu berbicara mengenai “siapakah saya” dan kemampuan apa yang dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
Agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, mulailah melakukan observasi untuk mengenal diri sebagai langkah awal menggali potensi diri. Lontarkan pertanyaan, misalnya, “Apa yang saya sukai?°, “Orang seperti apakah saya?”, “Apa sih yang jadi minat saya?”, atau “Jenis pekerjaan apa yang sulit saya kerjakan?” (Dialog dengan diri sendiri ini contoh paling mudah tentang self awareness yang meliputi kemampuan memahami mood dan emosi diri, termasuk kemampuan menilai diri dan tidak mudah menyalahkan orang lain).
Untuk memudahkan observasi diri, catatlah setiap keberhasilan yang pernah kita capai, keterampilan yang kita miliki, dan sifat-sifat positif yang kita punyai. Sesudah itu, pertahankanlah keberhasilan, keterampilan, dan sifat-sifat positif itu sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja kita.

Makin dini, makin baik
• Semakin dini kita mengenal diri tentu lebih baik. Sebab, kita akan lebih cepat bertindak dan lebih fokus dalam mengarahkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kaum remaja atau orang dewasa muda sekarang, banyak terpapar dengan hal-hal yang membuat mereka secara tak sadar mengikuti apa yang terjadi di luar. Mereka tidak belajar meningkatkan self awareness-nya. Juga tidak dibiasakan dan diberi kesempatan masuk ke dalam diri untuk melihat dan mengamati apa yang selama ini mereka lakukan.
Bagi kita yang merasa tidak datang dari keluarga dengan pola tertentu dan sekolah yang memberi ruang untuk mengeksplorasi minat dan bakat, tak perlu berkecil hati. Mulailah berani menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengenali diri. Jika sudah, segera ambil keputusan. Tanamkan dalam benak, ketika keputusan sudah diambil, kita bersedia membayar apapun risikonya.
Dalam menggali potensi diri jangan terlalu mengandalkan orang lain. Suatu kesalahan besar bila itu kita lakukan. Teman, pacar, dan orangtua sekalipun tidak dapat memberi gambaran totalitas tentang diri kita. Kita sendiri yang paling tahu kelebihan dan kekurangan kita. Bahkan, alat-alat tes canggih untuk mengukur potensi seseorang pun belum tentu 100 persen cocok, karena tergantung bagaimana kita menjawabnya. Kalau kita sendiri masih ragu, enggak mungkin mendapat jawaban yang memuaskan. Tujuan psikotes hanya mengumpulkan preferensi seseorang di banyak hal, lalu dikategorisasikan sebelum seseorang dinilai punya minat ini-itu.
Mereka yang duduk di tingkat akhir sekolah, sebaiknya mulai mengarahkan diri. Mau ke mana setelah lulus(kuliah) dan pekerjaan apa yang membuat mereka enjoy.
Nikmati perjalanan diri
• Setelah mengenal diri berikut potensi kita, mulailah membuka diri terhadap banyak hal dan melakukan banyak hal pula.
Kita tidak akan pernah tahu, apakah cocok terhadap suatu hal atau tidak, kalau tidak pernah mencoba dan belajar menguasainya. Misalnya kita ragu, apakah punya bakat main piano. Menurut saya, tak ada salahnya dicoba. Caranya, belajar dulu musiknya. Enjoy enggak? Setelah enjoy, cepat enggak menguasainya?
Kalau ternyata bisa, tapi agak lama menguasainya, artinya bakat ada. Hanya dalam gradasi tententu mungkin lebih bagus di bidang yang lain. Ukuran berbakat atau tidak jika seseorang lebih cepat menguasai sesuatu yang baru dipelajari.
Membuka diri terhadap hal-hal baru juga dapat dilakukan saat akan memasuki dunia kerja. Adakalanya seseorang merasa sudah tak bisa berkembang lagi. Kalau memilih bertahan, mau tak mau harus mengubah paradigma berpikir. Kalau semula tidak suka, kini buatlah menjadi sesuatu yang kita sukai. Caranya dengan mencari hal-hal yang bisa kita nikmati, karena masih ada potensi yang belum tergali. Sekali lagi, amati diri sendiri, karena tidak pernah ada tempat (bekerja) yang tepat kalau kita tidak memutuskannya untuk membuatnya tepat. Seseorang dapat mengembangkan potensinya, yang bisa berupa bakat, hobi, atau minat khusus menjadi salah satu modal memasuki dunia kerja. Jangan cemas jika tak memiliki bakat seperti menari, menulis puisi, atau keterampilan berorganisasi. Sebab, ragam talenta itu banyak dan luas. Senang berbicara, mudah menerima dan membantu orang lain, atau merangkai bunga bukan soal. Yang penting semua itu dilakukan dengan senang. Hal-hal itu merupakan ekspresi diri, yang selanjutnya bisa membangun harga diri dan kesuksesan di belakang hari.
Penekanannya bukan pada kesuksesan, karena itu bukan tujuan. Yang lebih penting, bagaimana kita menikmati journey (perjalanan) diri masing-masing dan menikmati pilihan-pilihan itu. Sebab, seseorang tidak bisa tahu, apakah keputusannya terbaik atau tidak untuk dirinya. Tak ada jaminan hasilnya seperti yang kita inginkan. Seseorang yang jungkir balik lebih dahulu sebelum sukses tidak bisa dinilai melakukan kesalahan, sebab ía memang ingin mengeksplorasi diri dulu. Sepanjang ía siap menerima konsekuensinya.
Mengurai diri
• Kalau berminat, ada cara dan teknik lain untuk mengenali potensi diri. Yaitu dengan mengisi diary.
Buku harian bukan sekadar agenda kegiatan apa yang akan dilakukan seseorang. Fungsinya murni sebagai wadah untuk menuangkan perasaan dan emosi dari hari ke hari. Dengan menuliskannya ke buku harian, seseorang dapat mengeksplorasi diri hingga ke hal-hal yang sensitif.
Mutia menegaskan, peristiwa-peristiwa tak menyenangkan dalam kehidupan seseorang bisa menjadi titik balik dalam memandanq hidup. Bagi oranq dewasa muda, peristiwa tak menyenangkan itu bisa berupa putus cinta, tidak diterima di fakultas favorit, lamaran pekerjaan ditolak, hingga jabatan tidak dipromosikan oleh atasan.
Bisa dibilang itu tahap kekecewaan. Tapi peristiwa itu bisa dijadikan momen untuk mengasah self awareness. Yang penting, janqan ditolak, karena akibatnya bisa terjadi penumpulan rasa. Kunci keberhasilan self awareness itu jujur pada diri sendiri. Kekecewaan dan amarah mampu mendobrak seseorang memiliki self awareness.
Sayangnya, banyak orang tidak bangkit atau merasa cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal mereka memiliki potensi yang jauh lebih besar, andai saja berani berubah dan mengambil hikmah atas peristiwa yang tak menyenangkan itu.
Masih ingat Hernowo, si penulis produktif yang menghasilkan buku-buku motivasi menulis, sekaligus koordinator Mizan Writing Society? Dalam salah satu artikel yang pernah dibuatnya, ia menawarkan konsep self digesting (cara mengurai diri), yang sebangun dengan buku harian. Melalui kegiatan menulis setiap hari, seseorang dapat mengekspresikan diri sehingga memunculkan sifat dan karakternya yang asli. Lama-kelamaan, kita mengetahui emosi dan keinginan diri yang terpendam.
Hernowo menyarankan agar memakai kata ganti orang pertama (saya, aku) dalam mengekspresikan diri secara tertulis. Dengan kata ganti orang pertama, seseorang dapat benar-benar diajak untuk melibatkan diri dengan apa yang ditulisnya.
Itulah sebabnya, kenapa anak atau remaja perempuan lebih cepat punya self awareness dibandingkan dengan remaja pria. Mereka yang rajin menuliskan pengalaman-pengalaman emosinya dapat mengamati diri dari waktu ke waktu. Ada benang merah mengenai siapa dirinya, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Apabila sudah terbiasa merumuskan diri secara tertulis, seseorang mampu menentukan dirinya sendiri. Tidak lagi ditentukan orang lain.

Tips Berhemat

Oleh : Susan Hijriani
Nim : 06104241018





Lebih besar pasak daripada tiang adalah sebutan bagi orang-orang yang memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan atau penghasilan yang diterima. Untuk melakukan penghematan, salah satu teknik yang cukup ampuh adalah melakukan kontrol pada saat belanja barang-barang kebutuhan baik untuk sehari-hari maupun belanja lainnya.
Anggap setiap rupiah yang kamu miliki adalah sangat berharga. Pada materi kali ini akan mengangkat tips hemat ketika berbelanja dengan point-poin sebagai berikut di bawah ini :
1. Membuat Daftar Belanja
Buatlah daftar barang-barang yang kamu butuhkan setiap awal bulan untuk kebutuhan selama periode satu bulan penuh. Hindari pembelian berang di luar daftar beli tersebut kecuali dalam keadaan terdesak. Hindari pembelian barang yang tidak diperlukan atau berlebihan. Belanjalah sekali sebulan di tempat yang murah dan dekat untuk menghemat biaya transportasi, tenaga dan waktumu.
2. Mambawa Uang Tidak Berlebih
Metode jitu yang pasti manjur adalah membawa uang sesuai daftar belanja dan ongkos pulang pergi dengan sedikit duit tambahan yang tidak boleh dipakai jika tidak terpaksa. Jangan bawa seluruh uang simpanan kamu untuk menghindari pembelian tanpa perencanaan.
3. Persiapan Sebelum Ke Pusat Perbelanjaan
Persiapkan diri kamu di rumah sebelum berangkat untuk menghindari hal-hal yang dapat memperbesar pengeluaran kamu. Makan dulu hingga kenyang sebelum berangkat agar tidak jajan di luar, percantik diri agar tidak perlu ke salon, istirahat dulu sebelum belanja agar tidak perlu pijat, buang air terlebih dulu agar tidak ke toilet saat berlanja (kecuali gratis masuk toilet, dan lain-lain.
4. Tidak Mudah Terpengaruh Penawaran Harga Promosi
Ketika belanja di supermarket, hipermarket, minimarket, dan lain sebagainya mungkin akan ada promo potongan harga, diskon, rabat, harga spesial, beli dua dapat satu, pembelian dengan pembelian, produk unik, dan lain sebagainya. Semua godaan tersebut harus kamu abaikan dan konsentrasi penuh pada daftar belanjamu saja. Jika promo itu berhubungan dengan daftar belanjamu dan dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama mungkin dapat kamu pertimbangkan secara bijaksana.
5. Batasi Waktu Belanja
Beri batasan waktu dalam berbelanja untuk menghindari cuci mata untuk melihat barang-barang di luar produk dalam daftar belanjaan kamu, main games, makan, minum, ngemil, nyalon, dan lain sebagainya. Utamakan selesaikan belanja barang dalam daftar belanja yang kamu buat. Apabila setelah waktu yang ditentukan belum selesai maka beri tambahan waktu dan langsung pulang ketika selesai.
6. Alangkah lebih baik berbelanjalah tanpa mengajak teman atau orang lain.
Belanjalah sendiri untuk mengurangi resiko berdebat dengan teman atau orang lain masalah barang yang dibeli, teman yang minta ditraktir, ngajak nongkrong sehabis belanja dan lain sebagainya yang dapat membengkakkan biaya belanja yang harus dialokasikan.

Selasa, 09 Juni 2009

BAGAIMANA MENANGKAP PELUANG?

Oleh: Siti Nurhayati
NIM 06104241012

A. Hakikat Dari Kesuksesan
Salah satu kelemahan kita yang besar adalah terlalu sering mendenganr kata ”tidak mungkin”. Apa yang kita ketahui hanya peluang-peluang yang selalu tidak dapat ditangkapnya, atau prasangka bahwa hal-hal lain tidak dapat dilakukan selalu bersama kita setiap hari.
Sukses hanya akan terjadi bagi mereka yang ingin sukses dan berusaha sekuat daya untuk mereaihnya. Peluang atau kesempatan hanya bias ditangkap oleh mereka yang sungguh-sungguh ingin menangkapnya. Sukses adalah kesempatan untuk terus memperbaiki pengembangan diri, jalan hidup, kondisi psikologis, kekuatan fisik, ilmu pengetahuan dan kekayaan menuju kebahagiaan sendiri dan orang lain.
Jalan menuju sukses selalu dalam proses pembangunan, terus diperluas dan tidak pernah berhenti. Semua pencapaian kesuksesan dan pemanfaatan peluang dating dari sebuah gagasan yang terus dikembangkan hingga Anda cukup memiliki kesempatan dan daya dorong yang kuat untuk meraihnya.
Menangkap peluang memiliki arti memanfaatkan atau mendayagunakan secara kreatif kesempatan yang ada di depan mata, baik itu berbentuk barang, waktu, pekerjaan atau apa saja yang bisa menjadi sarana menuju ksuksesan. Peluang akan selalu bersama Anda selama Anda mau berusaha menciptakan dan menangkapnya. Namun peluang mungkin akan datang pada mereka yang hanya menunggu. Yang penting adalah berusaha dan bekerja dengan mekanisme usaha yang dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan sehingga apa yang Anda kerjakan menjadi semakin terarah dan mampu mencapai target yang dikehendaki.

B. Kiat-Kiat untuk Menangkap Peluang dan Sukses dalam Mengembangkan Usaha
Ada tujuh mekanisme kerja yang utama dalam menangkap peluang dan sukses mengembangkan usaha, yaitu:
1. Menentukan Target Hidup Anda.
Tentukan target Anda. Tanpa target, Anda tidak akan mencapai sukses karena Anda tidak akan tahu ke mana Anda akan melangkah dan Anda tidak akan memiliki daya dorong diri untuk menjalankan langkah berikutnya. Dengan target-target yang cukup menantang, dapat diperhitungkan secara sistematis dan ada standar atau patokan waktu, maka Anda harus optimis bahwa peluang-peluang itu akan mendatangkan sukses. Kata kuncinya adalah: Semangat!

2. Menyusun Rencana Hidup Anda.
Anda harus memiliki tujuan hidup yang pasti agar tahu ke mana Anda harus melangkah. Tanpa rencana hidup, Anda hanya akan berputar-putar hingga menghabiskan energi. Perencanaan akan membuat hidup lebih tenang, mantap, dan senantiasa siap menghadapi hal-hal yang tiba-tiba muncul secara tak terduga. Atur dan susunlah rencana hidup Anda, dengan demikian langkah yang akan diambil pun menjadi terencana.

3. Mengembangkan kekuatan atau Potensi Diri secara Kontinyu.
Jangan pernah menyia-nyiakan bakat dan potensi Anda, dan jangan merasa takut atau berpikiran negative bahwa bakat Anda tidak pantas untuk dikembangkan. Anda pun jangan merasa tidak percaya diri untuk berbeda dengan bakat dan kemampuan orang lain. Anda tetaplah Anda, dan akan menjadi terbaik jika Anda tetap menjadi diri Anda sendiri. Jadi, tetaplah mengembangkan bakat dan potensi yang Anda miliki.

4. Mulailah Bekerja Keras dan Berjuang untuk Melaksanakan Target, Rencana, dan Bakat serta Kemampuan.
Tanpa kemauan dan keberanian untuk memulai sekarang juga, tidak banyak berguna apa yang telah anda susun dan rencanakan. Karena mereka yang telah memulai adalah mereka yang telah menyelesaikan separuh pekerjaannya, sehingga tinggal separuh lagi untuk diselesaikan. Kuncinya adalah tidak malas untuk memulai, dan memulai lagi saat menemui kegagalan. Kuncinya adalah: kerjakan sekarang juga!

5. Memahami Tugas dan Tanggung Jawab.
Sebagai seorang manusia, setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawab, baik itu kaitannya dengan nilai-nilai social maupun dengan nilai-nilai religi dan aspek-aspek kehidupan yang lain demi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dengan memahami tugas yang menjadi kewajiban, niscaya peluang-peluang besar menanti Anda.

6. Menjalin Jaringan Kerja Seluas Mungkin.
Orang sukses di dunia adalah mereka yang selalu menyambung tali silaturahmi, membangun jaringan, relasi dan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan. Dengan mempunyai banyak teman, siapa tahu Anda memiliki peluang yang besar untuk menjadi orang sukses, karena ternyata teman Andalah yang mendatangkan peluang itu bagi Anda.

7. Menata Kepribadian secara Seimbang.
Menata kepribadian baik dalam sikap dan perilaku, cara berpikir, dalam mengatur keuangan, rumah tangga, kesehatan, pendidikan, mental, etikan, maupun social. Dengan kepribadian yang baik dan seimbang, akan banyak peluang-peluang yang menanti Anda.







Sumber Buku: 7 Langkah Menuju Sukses. Bebas Waktu & Bebas Finansial oleh Gustaf As. Rynt.

Minggu, 07 Juni 2009

Petualangan bermula…

Sebuah kisah tentang kita…

Tuhan mempertemukan kita dalam sebuah kesempatan yang indah..

kesempatan untuk sama2 menjadi pintar…sama2 menggapai cita2, cinta, harapan2 dan mimpi…

awalnya mungkin tak bertegur sapa…sama2 tak saling mengenal, merasa tidak perlu untuk saling menyapa apalagi meminta no. hp. Masih belum butuh katanya….

Itu dulu…

Sekarang, semua kisah itu sudah berubah…

tidak ada lagi “belum butuh” yang keluar dari hati, yang ada hanya “kita semua saling membutuhkan”

12 dari 37…

hanya sebuah pengelompokan yang unik…Awalnya, 37 menjadi 12…entah bagaimana menghitungnya…yang kita tahu…kita ada diantara 12 itu…

selalu bersam, berbagi canda,tawa ditengah lelah….namun semua terasa indah…

6 dalam 12 itu…

12….kini dijadikan hanya 6 saja. kita juga tidak tahu bagaimana logika menghitungnya…yang kita tahu, hari itu, rabu 27 Mei 2009 didalam sebuah ruangan yang hanya terdiri dari 13 kursi itu, kita semua diharuskan untuk berhitung…

“satu…dua…satu…dua…satu…dua…satu…dua…satu…dua…satu…dua…”

dan…pass….dalam waktu 10 detik saja, kita sudah menjadi 6 saja..

itulah cara unik dan klasik yang kita pakai untuk menjadikan hanya 6 saja…

kini, hanya ada 6…

untuk berbagi cerita, canda dan tawa….

terimakasih untuk sebuah kebersamaan, semoga bisa terisi dengan berbagai cerita indah hanya tentang kita….

“…Sebuah pertemuan tak terduga…”

Pengikut

Mengenai Saya

Seribu satu cerita, Yogyakarta, Indonesia
kita hanyalah sekelompok orang biasa yang selalu berusaha untuk menjadi yang luar biasa...